JAILOLO,Teluknews.com – Sikap tidak terpuji yang ditunjukan Kepala Desa (Kades) Sukadamai, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Masud Lutfi, tidak bisa dibenarkan.
Pasalnya, Masud sebagai pemimpin di Desa harusnya memberikan contoh yang baik bagi warganya, bukan malah sebaliknya memboikot aktifitas belajar mengajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 34 Halbar, sehingga para siswa dan guru tidak bisa melakukan aktifitas.
Aksi yang dilakukan oleh Kades Sukadamai itu bisa dibilang cukup aneh, karena anaknya Karlina Masud bekerja sebagai tenaga guru honorer di SMP Negeri 18 Desa Sukadamai, namun sang ayah (Kades, red) menuntut agar Kepsek SDN 34 membayar gaji honorer Karlina.
“Bagaiman caranya saya bayar gaji Karlina sebagai tenaga honorer, sementara Karlina tidak mengajar di SDN 34, tapi mengajar di SMPN 18,”ungkap Kepsek SDN 34 Sukadamai, Darwis Hamisi, kepada wartawan, Sabtu (14/9/2024).
Darwis menjelaskan, pada tahun 2022-2023, Karlina tercatat sebagai tenaga honorer guru di SDN 34 Desa Sukadamai, namun sejak tahun 2023-2024, Karlina tidak lagi mengajar di SDN 34, tapi sudah pindah ke SMPN 18, sehingga untuk gaji sebagai tenaga honorer tidak lagi di bayar oleh SDN 34.
“Kades menuntut agar gaji anaknya dibayar mulai Januari hingga September, sementara ankanya tidak lagi mengajar atau bukan lagi tenaga honorer di SDN 34, jadi kita tidak bisa bayar,”tegasnya.
Darwis mengaku, pada senin lalu Kepala Desa Sukadamai mendatangi SDN 34, dan mengecam akan melakukan pemboikotan sekolah kalau gaji honor anaknya tidak dibayar. Selain itu, kades mendesak Kepsek agar gaji honor anaknya selama satu tahun di tahun 2024 ini segera dibayar. Bukan saja itu, Kades juga meminta Kepsek tak lagi mengajar di SDN 34 Halbar, jika masih mengajar atau menjabat sebagai Kepsek, maka Kades akan memboikot aktifitas sekolah.
“Ulah pak kades ini sudah mengancam dunia pendidikan, karena sejak Senin lalu siswa/siswi sudah tidak nyaman mengikuti proses belajar mengajar. Bahkan, saat Kades memboikot sekolah pada Sabtu pagi tadi, Kades mengancam agar para guru tidak membuka palang pintu, jika dibuka maka rumah para guru juga akan di boikot,”tandasnya.
Sementara Kades Sukadamai Masud Lutfi saat dikonfirmasi melalui via telepon mengatakan, itu urusannya bersama Kepsek, sehingga dirinya akan memberikan keterangan jika sudah tak sibuk.
“Itu urusan saya, nanti saja,”singkatnya. (bur/red)