JAILOLO,Teluknews.com – Aksi yang digelar Jong Halmahera 1914 di kantor Bupati Halmahera Barat (Halbar), Selasa (26/1/2021) berakhir ricuh.
Kericuhan itu bermula, ketika salah satu massa aksi mendeng pintu kaca ATM Bank Maluku di halaman kantor bupati hingga pecah, sehingga Satpol PP yang bertugas di kantor bupati sontak mendorong massa aksi dan terjadi kericuhan, namun kericuhan tak berlangsung lama, karena langsung dilerai oleh Satpol PP yang lain.
Korlap Risman. A M Djen saat menyampaikan orasinya meminta, DPRD Halbar segera memanggil Bupati dan Wakil Bupati untuk dimintai klarifikasi terkait hobi keduanya malas berkantor ditengah status tanggap darurat, DPRD juga diminta memanggil Bupati dan Wakil Bupati untuk dimintai klarifikasi terkait keterlambatan gaji ASN, dana BOK Puskesmas yang belum terbayarkan, sertifikasi guru, 7 bulan gaji penyuluh pertanian dan berbagai persoalan lainnya.
Bukan hanya itu, Jong Halmahera 1914 juga meminta kepada DPRD agar mempertimbangkan untuk menggunakan hak interpelasi kepada Bupati terkait menumpuknya berbagai persoalan di daerah dan juga mendesak kepada Bupati dan Wakil Bupati Halbar, agar mengundurkan diri secara terhormat di sisa masa bakti, jika tidak mampu menjalankan tugas. Massaereka juga mengancam jika tuntutan Jong Halmahera 1914 tidak diindahkan, maka dipastikan akan datang memboikot aktifitas perkantoran di kantor Bupati dan Kantor DPRD.
“Bukan hanya itu, rencana vaksinasi Covid-19 yang tak jelas skema pelaksanaannya, pencairan dana BOK Puskesmas yang masih tertahan, sertifikasi guru selama 3 tahun yang belum terakomodir, sampai pada bencana dan status tanggap darurat daerah yang saat ini masih berlaku, tapi kedua pimpinan daerah tidak berada ditempat,”cetus Risman.
Rusaknya lagi, lanjut Risman, di tengah keadaan daerah yang sekarat seperti ini, Bupati lebih memilih berdiam diri entah dimana, tak jelas, seperti di telan bumi, raib, tak tahu rimbanya dimana. Bahkan sampai saat ini, terhitung sudah 1 bulan, Bupati tak nampak batang hidungnya di kantor, apalagi turun ke desa-desa yang sedang berduka akibat di terpa musibah banjir.
“Padahal, daerah ini sedang dalam status tanggap darurat, yang menandakan jikalau daerah ini, tidak dalam keadaan baik-baik saja,”cetusnya.
Risman bilang, Bupati dan Wakil Bupati pun sama sikapnya. Keduanya tak berkantor, namun tak malu menikmati gaji dan segala fasilitas yang disediakan oleh daerah. Terlebih DPRD yang di pilih masyarakat untuk menjadi Anjing Penggonggong bagi pemerintah daerah, kehilangan kesadaran sebagai wakil masyarakat di parlemen.
“Initnya, Halmahera Barat di bawah kepemimpinan Danni Missy dan Ahmad Zakir Mando, sebagai Bupati dan Wakil Bupati adalah TRAGEDI bagi daerah. Daerah benarbenar sekarat, bukan lagi karena Corona, tapi karena pemimpin yang krisis kepekaan,”kesal Risman. (bur)