Pengusur Besar For Maluku Utara Jabodetabok menggelar unjuk rasa di depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Kuningan Persada Kav. 4, Jakarta Selatan, Jumat 14 Juni 2024.
Mereka meminta lembaga antirasuah itu menelusuri dugaan kekurangan volume proyek pembangunan irigasi di Trans Maidi, Kota Tidore Kepulauan.
Menurut masa aksi, penyebab ambruknya pekerjaan konstruksi dengan pagu Rp 19 miliar yang nilai kontraknya Rp 18,6 miliar tersebut dikerjakan asal-asalan.
Ketua PB For Maluku Utara Jabodetabek M. Reza A. Syadik mengatakan, proyek yang dimenangkan PT. Antabatic Timur Nusantara ini dikerjakan di akhir tahun 2023 dan selesai pada Februari 2024. Periode pengerjaan hanya dalam kurun waktu tiga bulan lebih namun sudah ambruk.
“Kalau ambruk, kita patut menduga adanya permainan gelap. Bisa saja pengurangan volume yang menyebabkan terjadinya kerusakan di bagian saluran irigasi. Padahal sumber anggarannya dari APBN melalui dana alokasi khusus (DAK) 2023,” kata Reza dalam keterangan tertulisnya.
Selain diduga kurang volume dan dikerjakan asal-asal, dugaan lainnya yaitu bendungan dan irigasi yang dikerjakan perseroan tetap beralamat di Kelurahan Tabona, Ternate Selatan, Kota Ternate, itu nyaris tidak berfungsi.
KPK, sambung Reza, penting mengusut dugaan dimaksud. KPK segera memanggil dan memeriksa Abdul Muis Husaen selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tidore Kepulauan sekaligus kuasa pengguna anggaran. Pejabat pembuat komitmen dan rekanan atau penyedia juga harus diperiksa.
“Kalau nyaris tidak berfungsi ini benar, itu mengkonfirmasi bahwa proyek tersebut diduga dibangun hanya untuk mencari keuntungan. Masa sih dananya dari APBN bisa ambruk, KPK mestinua selidiki atau menginvestigasi khusus,” tandasnya.
Tenaga teknis pembangunan irigasi di Trans Maidi, Nanang tak menyangkal ketika dikonfimasi. Ia mengaku terdapat beberapa bagian yang ambruk.
Kendati begitu, Nanang membantah kekurangan volumen menjadi penyebab ambruknya konstruksi tersebut.
“Yang dibilang bendungan ambruk itu tidak benar. Yang jebol itu saluran sisi kanan (bendungan) karena hantaman air dari gunung dan ambruknya itu ada di spot-spot tertentu,” katanya.
Kepala PUPR Kota Tidore Kepulauan Abdul Muis Husaen dikonfirmasi belum bersambut. Pesan konfirmasi yang masuk di ponselnya tidak dibalas sampai berita ini ditayangkan. (red)