SOFIFI,Teluknews.com – Dinas Kearipan dan Perpustakaan (Disarpus) Maluku Utara (Malut), terus mendorong peningkatan perpustakaan daerah.
Ini dilihat dari rapat koordinasi tim sinergi program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial provinsi maluku utara tahun 2022, yang digelar di ruang meeting room Disarpus Malut, Kamis (10/02/2022).
Rapat koordinasi yang digelar Disarpus Malut, menghadirkan Konsultan Perpustakaan Nasional dan SKPD terkait dalam rangka membicarakan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial provinsi maluku utara.
Menurut Kepala Disarpus Malut Mulyadi Tutupoho, program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan program prioritas nasional, sehingga harus ada progres karena dipantau langsung oleh pemerintah pusat.
“Sinergitas untuk menjalankan program ini sangat penting, sehingga tujuan program tranformasi perpustakaan berbasis inklusi bisa terwujud,”ungkap Mulyadi.
Mantan Juru Bicara Gubernur Malut ini menjelaskan, peran disarpus malut dalam menjalankan program tranformasi perpustakaan adalah, penggerak tim sinergi provinsi diantaranya, mendorong regulasi atau kebijakan yang mendukung transformasi perpustakaan, membangun network atau jejaring untuk pengembangan perpustakaan dan menginisiasi perluasan atau replikasi program ke Kabupaten dan Desa.
“Kita harus menjemput bola, sehingga tujuan program transformasi perpustakaan bisa terwujud demi kesejahteran masyarakat,”tukasnya.
Sementara Konsultan Perpustakaan Nasional
Dermawan menambahkan, tujuan khusus program tranformasi perpustakaan adalah, meningkatkan layanan perpustakaan, meningkatkan penggunaan layanan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan membangun kemitraan serta dukungan stakeholder untuk tranformasi perpustakaan yang berkelanjutan.
“Dalam istila umum, sejarah menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia dimana orang orang orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai,”paparnya.
Derwan mengaku, di maluku utara ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh perpustalaan nasional, seperti menyerahkan bantuan Buku dan Komputer yang akan menjadi penggerak dan memfasilitasi kegiatan masyarakat. Perpustakaan tidak bisa bekerja sendiri, harus bersinergi dengan beberapa OPD, bahkan di malut masih minim dalam melakukan publikasi.
“Banyak yang berpikir perpustakaan hanya mengurus tentang baca buku, padahal ada kegiatan sosial lainnya seperti pelatihan komputer bagi siswa, masyarakat atau anak didik. Bahkan transformasi perpustakaan juga bisa melakukan kegiatan seperti senam lansia dan kegiatan sosial lainnya,”pungkasnya. (bur)