MOROTAI,Rakyatkini.com-Duka mendalam menyelimuti perasaan keluarga Armin Pina saat ini. Pasalnya pria berusia tiga puluh tiga tahun asal Desa Pandanga, Kecamatan Morotai Selatan (Morsel) yang bersetatus sebagai ASN yang bertugas di Satpol-PP Pemda Pulau Morotai meninggal dunia saat menunaikan tugas.
Dari data yang dihimpun Media ini, pristiwa naas yang terjadi Senin (21/09) sekitar pukul 11.00 Wit. Dimana Armin Pina (almarhum) bersama empat anggota Satpol-PP lainnya dari Kecamatan Morsel menggunakan mobil Patwal jenis Hailux bernomor polisi (Nopol) DG 8012 JP milik Satpol-PP hendak ke Desa Cendana, Kecamatan Morotai Jaya (Morja) untuk menjemput warga Cendana yang diduga terpapar Covid-19.
Sayangnya, belum sampai ditempat tujuan mobil Patwal yang dikendarai, Isra Leleang (37) yang diketahui juga anggota Satpol-PP mengalami kecelakaan hebat di dekat gunung Bakulu tepatnya di perbataaan Desa Sangowo dan Desa Rahmat, Kecamatan Morotai Timur (Mortim).
Kecelakaan maut ini diduga kuat sang supir (Isra Leleang) mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi sehingga dari arah yang berlawanan muncul mobil truk, Isra Leleang berniat mengindar dari tabrakan lalu keluar dari badan jalan, tapi mobil yang dikendarai hilang kendali terjungkir dan menabrak pohon kelapa hingga roboh.
Belum diketahui pasti penyebab sehingga Armin Pina sampai merenggang nyawa. Namun dari informasi yang dihimpun dada dan kepala korban terkena benturan keras dengan bodi mobil yang ditumpangi, almarhum seketika langsung berenggang nyawa di TKP. Jenazah almarhum langsung dibawah ke rumah duka di Desa Pandanga. Sementara empat rekannya yakni Isra Leleang, Rizal Dahlan, Tamrin Robo dan Said Kanaha masih menjalani perawatan intensif di RSUD.
Kasatlantas Polres Pulau Morotai, AKP Safrudin Jafar saat dikonfirmasi membenarkan telah terjadi kecelakaan maut yang mengakibatkan satu korban meninggal dunia.”Ini kecelakaan tunggal, lokasinya di pertengahan Desa Sangowo dan Rahmat,”ucapnya saat dikonfirmasi sejumlah awak Media di kantornya.
Menurutnya, kecelakaan terjadi akibat dari supir yang tak mampu mengendalikan mobilnya.”Jadi ada dua mobil beriringan, mereka mau menjemput peserta karatina di Desa Cendana. Pada saat tikungan itu, menurut keterangan supir, mereka berpapasan dengan truk, dia kaget dan banting setir ke kiri abis itu balas ke kanan, karena kecepatan tinggi mobilnya terbalik,” jelasnya.
Dikatakan, dari keterangan teman almarhum saat kecelakaan terjadi amarhum berada di kursi belakang dan almarhum dalam keadaan tertidur di kursi mobil.
“Penyebab kematian belum diketahui karena harus melalui visum. Benturannya di mana kita tidak tahu, untuk yang meninggal hanya satu, yang luka empat orang,”tegasnya.(gk)