TERNATE, Teluknews – Kelanjutan pembangunan Bandara Loleo di Desa Aketobololo, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan belum dipastikan jalan tahun ini.
Pelaksana tugas Kepala Bappeda Maluku Utara, Yasin Hayatudin mengklaim belum melihat dokumen perencanaan bandara bertaraf internasional yang diprediksi menelan kurang lebih Rp. 7 triliun itu.
Itu sebabnya, kata Yasin, ia belum berani berkomentar perihal kelanjutan pembangunan Bandara Loleo.
“Kita belum rekam secara utuh. Jangan sampai memberikan penjelasan tidak sesuai dengan tatanan transportasi (tatranas) dan tatanan transportasi lokal (tatralok). Jadi kita (Bappeda Maluku Utara) baca dulu aturannya karena belum dapat informasi seakurat apa Bandara Loleo itu,” jelas Yasin ketika ditemui seusai kegiatan forum lintas perangkat daerah di Sahid Bela Hotel, Selasa kemarin, 30 April.
Selain itu, mantan Kepala Bappeda Halmahera Tengah ini juga menyentil soal percepatan pembangunan Sofifi sebagai ibu kota. Yasin mengaku Pemprov Maluku Utara saat ini belum bisa berbuat banyak karena diperhadapkan dengan anggaran yang terbatas.
“Ibu kota baru ini kebutuhan kita, pemeritah pusat juga dorong, hanya saja kita keterbatasan anggaran,” katanya.
Ia menambahkan, proyeksi pembangunan di Maluku Utara, khususnya Ibu Kota Baru Sofifi akan disesuaikan kebutuhan dasar yang mendesak. Kendati begitu, Yasin belum membeberkan ketika ditanyai ihwal kebutuhan dasar apa saja nantinya menjadi sasaran dan konsentrasi Pemprov Maluku Utara.
“Seperti apa ke depan Ibu Kota Baru Sofifi itu nanti dipilah kebutuhan mana yang paling mendesak. Tentu kebutuhan paling mendesak adalah di tingkat bawah,” pungkasnya.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara sebelumnya memproyeksikan pembangunan Bandara Loleo akan selesai dikerjakan sebelum periode Gubernur dan Wakil Gubernur Abdul Ghani Kasuba – M Al Yasin Ali berakhir.
Perencanaan pembangunan Bandara Loleo merupakan program prioritas Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang tertuang dalam dokumen perencanaan percepatan Ibu Kota Baru Sofifi. Sedangkan untuk pembangunan Kota Baru Sofifi, menjadi salah satu agenda prioritas RPJMN 2015-2019 dan 2020-2024.
Bandara ini rencananya dibangun di atas lahan seluas 400 hektare dengan anggaran sebesar Rp 7 triliun melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha. Dana pembangunan Bandara Loleo bersumber investor dan akan dibayar melalui Kementerian Perhubungan secara bertahap. (red)