TERNATE, Teluknews – Eliya Gabrina Bachmid diteriaki “germo” usai sidang lanjutan kasus dugaan suap Abdul Gani Kasuba alias AGK dengan terdakwa Ramadan Ibrahim di Pengadilan Negeri Ternate, Kamis 17 Juli 2024.
Sebutan “germo” itu terdengar ketika anggota DPRD Halmahera Selatan terpilih dari Partai Gerindra pada Pemilu 2024 itu berpapasan dengan anak AGK, Nurul Izzah Kasuba dan sejumlah emak-emak yang merupakan keluarga sang kiyai saat keluar dari ruang sidang.
Air mata dan suara menangis Eliya pun keluar sambil memeluk seorang perempauan didekatnya setelah mendengar kata “germo”. Wanita berbaju merah dengan jilbab abu-abu yang dipeluk Eliya diduga keluarga dekat AGK.
Eliya sebenarnya bermaksud bersalaman dengan Nurul Izzah Kasuba. Namun anak bungsu AGK itu tidak mau dan menghindar ketika Eliya mau saling salaman. Nurul Izzah yang juga salah satu Komisaris PT Prisma Utama, perusahaan tambang nikel di Kabupaten Halmahera Tengah, itu menolak. Para keluarga mengklaim kesaksian Eliya tidak benar atau fitnah.
Eliya kemudian berjalan menuju pintu keluar pengadilan. Tiba-tiba dia diteriaki “germo” dari arah depan.
Adapun Eliya dihadirkan oleh JPU KPK sebagai saksi terdakwa Ramadan Ibrahim dalam sidang kasus dugaan suap AGK.
Eliya dalam kesaksiannya mengungkap terdakwa AGK sering membebankan biaya “asyik-asyik” menggunakan duit pribadinya. Pengeluaran untuk kebutuhan pribadi AGK berupa sewa perempuan.
Sekali sewa bayarannya variatif, dari Rp10 juta sampai Rp50 juta sekali bertemu. Perempuan-perempuan sewaan itu diberi kode “Ayu” dan “Cinta”.
Para perempuan bertarif itu dibayar sesuai perintah sang ustaz. Adik ipar dari tersangka Muhaimin Syarif ini mengatakan, pernah membawakan tiga perempuan bayaran secara bersamaan ke AGK. Tiga wanita yang didatangkan tersebut menurut Eliya, masuk ke kamar AGK secara bergiliran atau bergantian.
“Saya paling temani (wanita sewaan) dari lobby hotel sampai ke kamar. Di kamar saya langsung keluar dan biarkan perempuan itu bersama-sama dengan AGK. Didalam kamar, paling lama 1 sampai 2 jam,” beber Eliya di hadapan hakim.
“Untuk membayar tiga perempuan itu kurang lebih Rp3 miliar. Uang punya saya nanti diganti oleh AGK,” sambungnya. (red)