Penjabat Gubernur Maluku Utara Hadiri Rakor Antisipasi Darurat Pangan 2024

- Jurnalis

Rabu, 17 Juli 2024 - 23:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SOFIFI, Teluknews – Penjabat Gubernur Maluku Utara menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Antisipasi Darurat Pangan Tahun 2024 di ruang Rapat Lantai 4 Kantor Gubernur Maluku Utara di Sofifi, Rabu 17 Juli 2024.

Rakor ini diinisiasi oleh Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara dalam rangka upaya menghadapi darurat pangan akibat El Nino.

Penjabat Gubernur Maluku Utara Samsuddin Abdul Kadir dalam sambutannya menyampaikan, sektor pertanian merupakan sektor yang mencakup berbagai kepentingan yang luas dan multifungsi. Salah satunya adalah beras.

“Mempertimbangkan posisi strategis beras dalam pembangunan nasional Indonesia dan paradigma sektor pertanian ke depan, pemerintah melakukan berbagai intervensi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras nasional untuk mengoptimalkan produksi beras dan kemampuan para petani,” ujarnya.

Samsuddin menambahkan, digelarnya Rakor Antisipasi Darurat Pangan 2024 menyusul adanya Surat Edaran Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Republik Indonesia tanggal 24 Mei 2024. Dalam edaran ini, BMKG merekomendasikan kesiapsiagaan beberapa daerah yang diprediksi akan mengalami kondisi kekeringan.

“Hal ini tentunya mengharuskan kita segera melakukan langkah langkah persiapan untuk mengantisipasi dampaknya, khususnya di sektor pertanian,” ucapnya.

Baca Juga :  Dorong Minat Baca, Disarpus Malut Gelar Lomba Literasi di Halmahera Utara

Samsuddin mengharapkan, adanya rapat koordinasi ini keterlibatan pemerintah dalam kegiatan peningkatan kapasitas petani perlu diteruskan. Upaya pemerintah untuk mendukung petani padi terhadap pengenalan varietas baru sebagai salah satu pilihan adaptasi juga  terus ditingkatkan.

Selain itu, pemerintah, sambungnya, juga perlu mempertimbangkan suplai benih unggul dengan mempromosikan benih lokal dari daerah asal sentra produksi padi.

“Dukungan untuk ekspansi pertanian khususnya melalui pemanfaatan lahan dan penyediaan air untuk pertanian dilakukan dengan strategi perluasan dan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) sebagai bentuk usaha perlindungan lahan pertanian dari ancaman alih fungsi,” harapnya.

Samsuddin mengemukakan, dalam menghadapi perubahan iklim, peran pemerintah sangat diperlukan terutama dalam kegiatan adaptasi yang memerlukan investasi relatif tinggi. Kegiatan adaptasi tersebut di antaranya, pengembangan dan percepatan adopsi teknologi usaha tani yang lebih produktif dan adaptif terhadap perubahan iklim serta penyediaan infrastruktur pertanian yang efektif untuk mendukung aplikasi teknologi adaptif perubahan iklim tersebut.

Adapun program dan kebijakan untuk mengurangi kerentan dan dampak perubahan iklim yaitu pengembangan sistem komunikasi, pengembangan kelembagaan petani, perakitan dan pengembangan model sistem usaha tani terpadu dan inovasi teknologi adaptif, penyesuaian dan pengembangan infrastruktur pertanian, pengembangan kawasan rumah pangan lestari, perlindungan, proteksi, serta bantuan bagi petani.

Baca Juga :  Tingkatkan Kompetensi Aparatur, BPKAD Gelar Diklat

“Tantangan yang ditemukan dalam pelaksanaan adaptasi perubahan iklim sektor pertanian adalah kesenjangan kapasitas petani, infrastruktur pendukung pelaksanaan adaptasi tersebut, kesenjangan antara pembuat informasi iklim (BMKG) dengan permintaan pengguna di sektor pertanian dan pembuat kebijakan. Tantangan lain adalah pengetahuan petani dan akses terhadap lembaga keuangan yang relatif masih terbatas,” jelasnya.

Perwakilan Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan Nasional Maluku utara, Asep Maulana Yusuf menyampaikan, diharuskan adanya penambahan zona atau penambahan areal tanam dengan cara pompanisasi karena El Nino.

Delegasi dari Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi Kementerian Pertanian ini menambahkan, produksi padi secara nasional menurun di tahun 2024 dibanding periode sebelumnya. “Banyak hal sehingga terjadinya penurunan,  diantaranya luas lahan yang sudah mulai berkurang dikarenakan banyak lahan sawah yang dijadikan bangunan pabrik,” sebutnya. (red)

Berita Terkait

Bupati dan Wabup Tinjau Lokasi Kebaran di Desa Amasing Kota
Disperindag Lakukan Pengawasan SPBU Jelang Nataru
Nursida: Sinergi Dekranas-Kemenperin Dorong Tenun Gedogan Jadi Produk Berdaya Saing
Bappelitbangda Pastikan RAPBD 2025 Dirancang Sesuai Tema Kota Ternate
Pemkot Ternate Raih Penghargaan Perlindungan Konsumen dari Kemendag
RAPBD Cantumkan Arah Pembangunan Kota Ternate di Tahun 2025
Enam Situs Warisan Geologi Kota Ternate Bakal jadi Geopark Nasional
Bappelitbangda Kota Ternate Usulakan 19 Warisan Geologi ke Kementerian ESDM

Berita Terkait

Rabu, 12 Maret 2025 - 16:40 WIB

Tiba dari Retret dan Dijemput Ratusan Pegawai hingga Kepala Desa, Fifian Adeningsi Mus Beri Statement Menohok

Kamis, 20 Februari 2025 - 18:56 WIB

Resmi Dilantik Presiden Prabowo, Fifian Adeningsi Mus dan Saleh Marasabessy Ajak Masyarakat Kompak Bangun Kepulauan Sula

Jumat, 7 Februari 2025 - 03:12 WIB

Tok! KPU Tetapkan JUJUR Bupati dan Wabup Halbar Periode 2025-2030

Selasa, 10 Desember 2024 - 13:28 WIB

Helni : Selama Proses Pengawasan Tahapan Pungut Hitung Tidak Ditemukan Pelanggaran

Jumat, 6 Desember 2024 - 20:00 WIB

Suara FAM-SAH Naik Tajam di PSU TPS 2 Waiina, ISDA dan HT-Manis Turun Drastis

Jumat, 6 Desember 2024 - 09:40 WIB

Raih Suara 28.781 Ribu, Paslon JUJUR Jadi Pemenang Pilkada Halbar

Rabu, 4 Desember 2024 - 18:13 WIB

Bawaslu Halmahera Barat Fokus Monitoring Pleno Tingkat Kabupaten

Kamis, 28 November 2024 - 17:32 WIB

Raih Suara 52.812 Ribu, Bassam-Helmi Jadi Pemenang Pilkada Halsel

Berita Terbaru

Daerah

Selangkah Lagi Julius Marau Jadi Sekda Halbar Defenitif

Selasa, 25 Mar 2025 - 15:15 WIB

Daerah

Capaian PAD Halsel Tertinggi di Maluku Utara

Sabtu, 22 Mar 2025 - 22:48 WIB