JAILOLO,Teluknews.com – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat (Halbar) Imran Lolori menilai Surat Keputusan (SK) Bupati nomor : 62/KPTS/III/2020, tentang pembentukan gugus tugas percepatan penanganan tanggap darurat bencana non alam Corona Virus Disease(Covid-19), tidak berlaku.
Ini menyusul, SK Bupati yang telah diterbitkan itu, ada beberapa bidang yang telah dibentuk namun tidak berfungsi sama sekali. Bahkan, hampir semua penaganan Covid-19 dilimpahkan ke BPBD, padahal dalam SK tersebut tercantum jelas tugas BPBD hanya mengatur tentang Logistik, sehingga tugas yang lain, seperti bidang penaganan, pencegahan dan yang lainnya itu menjadi urusan SKPD yang terlibat dalam penaganan Covid-19.
”Kan semua pegang SK Covid-19, jadi tau apa yang harus dilakukan dalam penaganan Covid-19, bukan membiarkan sebagian orang hadapi masyarakat halbar, ini musibah bersama, jadi harus hadapi bersama, bukan main di belakang layar,”cetus Imran ketika ditemui di kantornya, Jumat (15/5).
Imran mengaku geram, ketika kasus keluarga pasien positif menjemput pasien di Rusun ASN Desa Acango, Kamis lalu. Menurut Imran, masalah di Rusun adalah tamparan keras, bagi Tim Gugus Tugas (Gustu) Halbar, karena Gustu memang tidak solid dalam melakukan penaganan Covid-19 di Halbar, karena warga yang di karantina di Rusun harusnya selalu dipantau oleh tim Pencegahan dan Penaganan, namun kenyataanya tidak pernah diawasi dan akhirnya banyak keluhan yang diterima.
”Saya sampaikan ini biar menjadi bahan evaluasi kita semua, jadi apa yang menjadi kritikan masyarakat memang benar, kita tidak solid dalam menghadapi musibah Covid-19,”cetusnya.
Imran juga mengaku bingun dengan system penangan di Rusun, karena ada pasien dari Kecamatan Ibu yang mengidap penyakit diare, namun bukannya di rawat di RSUD, tapi di rawat di Rusun, akhirnya suami pasien memberontak, karena makanan yang disajikan tidak sesuai dengan makanan orang diare.
”Jadi tidak ada makanan mentah, tapi makanan yang disiapkan di Rusun adalah makanan bagi orang yang dengan gejala Covid-19, sementara satu pasien diare disungguhkan makanan dengan takaran Covid-19, sehingga suaminya melakukan protes,”pungkasnya. (red)