TERNATE, Teluknews – Wali Kota Ternate terancam diberhentikan sebagai Ketua DPD NasDem Kota Ternate. M. Tauhid Soleman dikabarkan akan dievaluasi oleh Ahmad Hatari.
Kabar ini makin kuat menyusul hasil perolehan suara pada pemilihan legislatif (pileg) di Pemilu 2024 tidak sesuai target.
Orang nomor wahid di Pemkot Ternate itu bakal ditendang apabila dalam evaluasi nanti tidak dapat mempertanggungjawabkan janji yang disepakati.
DPW NasDem Maluku Utara sebelumnya memberikan target ke DPD NasDem Kota Ternate memperoleh tujuh kursi di parlemen.
Target raihan ini kemudian disanggupi Tauhid. Dihadapan Ahmad Hatari, dirinya mengaku sangat otpimis NasDem bisa meraih kursi terbanyak dan menjadi ketua DPRD.
Sayangnya, harapan Tauhid tak berjalan mulus meski ayah dari dua anak ini memakai instrumen pemerintah. Tauhid bahkan diduga menekan dan mengancam para lurah dan kepala-kepala sekolah jika tidak mengikuti arahannya untuk berpartisipasi memenangkan NasDem.
Secara perolehan suara partai, NasDem baru mengunci empat kursi dari empat dapil di Kota Ternate, atau selisih tiga kursi. Hasil ini akan dijadikan dasar Tauhid dievaluasi karena dianggap tidak maksimal menggerakan mesin pertai.
Ketua DPW NasDem Maluku Utara, Ahmad Hatari beberapa kali dihubungi jurnalis belum bersambut. Panggilan telepon yang masuk di ponselnya tidak direspon.
Hingga naskah berita ini dipublikasi, Ahmad Hatari belum memberikan komentar ihwal rencana evalusi terhadap Tauhid Soleman.
Bola Panas di Internal NasDem
Wacana Wali Kota Ternate terancam bakal didepak dari kursi Ketua DPD NasDem Kota Ternate bukan lagi rahasia umum di internal partai besutan Surya Paloh tersebut. Meski begitu, nama-nama pengganti Tauhid belum dibahas.
Alasannya jelas, yaitu perolahan suara DPR RI di Kota Ternate yang sangat anjlok dari target awal. Raihan suara Capres-Cawapres, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar juga kalah jauh dari Prabowo-Gibran. Padahal, sebelumnya Tauhid hakul yakin pasangan AMIN menang mutlak di Ternate.
Pertimbangan lainnya ialah pencapaian kursi DPRD Provinsi dapil 1 Ternate-Halmahera Barat. Perolehan suara di dapil ini bahkan tidak maksimal. Parahnya, suara terbanyak untuk DPR Kota Ternate justru ditempati Partai Golkar, yaitu 15 ribu lebih suara.
Akui Diancam
Satu persatu masalah dugaan Tauhid menginstruksikan oknum pejabat untuk turun gunung mendulang suara NasDem terus bermunculan. Peran Tauhid memasang sejumlah kaki tangannya itu ikut berdampak pada karir sejumlah lurah dan kepala sekolah.
Mereka mengaku diancam dipecat dari jabatannya apabila tidak mencoblos calon legislatif (caleg) yang dijagokan Tauhid. Salah satu oknum lurah mengaku arahan Tauhid melalui sejumlah pejabatnya tersebut memicu ketegangan.
Ia mengatakan, secara peraturan perundang-undangan, aparatur sipil negara dilarang keras terlibat politik praktis. “Kan ada undang-undang yang mengatur itu. Bahwa torang tara boleh berpolitik praktis,” katanya. (red)