SOFIFI,Teluknews.com – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Maluku Utara, terus melakukan pengembangan perpustakan berbasis inklusi.
Ini dilihat terlihat saat Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bersama Disarpus Malut menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tahun 2022. Bimtek ini digelar selama 5 hari di Hotel Sahid Bela Kota Ternate, dimulai pada Rabu (11/5/2022) hingga Senin (18/05/2022).
Bimtek yang juga dihadiri perwakilan Perpustakaan Nasional RI itu, menghadirkan peserta dari 4 Kabupaten Kota, diantaranya Kota Ternate, Kota Tidore, Kabupaten Halmahera Tengah dan Kabupaten Kepulauan Sula. Selain 4 Kabupaten/kota, juga dihadiri peserta tiga desa di Halmahera Tengah yakni, Desa Nurweda, Loleo dan Desa Air Salobar.
“Program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan perubahan inovasi dari perpustakaan nasional yang bertujuan untuk penguatan literasi masyarakat dan pemerataan informasi untuk peningkatan kesejahteraan,”ungkap Kepala Disarpus Malut, Muliadi Tutupoho saat memberikan sambutannya pada acara pembukaan Bimtek, Rabu (11/05).
Mantan Juru Bicara Pemprov Malut ini menjelaskan, perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan perpustakaan yang dapat memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dalam melihat keragaman budaya, kemauan menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya dan asasi manusia.
“Bimtek strategis perpustakaan dan teknologi komunikasi dan informasi bertujuan untuk membangun kapasitas staf perpustakaan agar dapat melakukan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dan membantu menyusun kegiatan transformasi perpustakaan dalam situasi kenormalan baru,”jelasnya.
Berdasarkan Undang-undang (UU) 43 tahun 2007, peran perpustakaan penting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dalam peraturan perundang undangan secara tegas dijelaskan bahwa masyarakat memiliki hak dalam memperoleh layanan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan.
“Hal ini juga berlaku bagi masyarakat disabilitas yang mempunyai keterbatasan fisik maupun sosial serta masyarakat terisolasi dan terpencil,”tandas mantan Ketua KPU Maluku Utara ini.
Sementara Sekretaris Disarpus Suhaili Abas mengungkapkan, pada hari pertama kegiatan peserta baru melakukan registrasi. Selanjutnya pada hari kedua hingga keempat peserta bimtek berkesempatan mendapat berbagai materi yang akan menambah khazanah pengetahuan dan kemampuan mengembangkan perpustakaan.
“Pada hari kedua itu ada pembukaan dan penjelasan tujuan kegiatan, lalu sambutan Kepala Disarpus Malut dan Perpusnas RI, dan menyepakati ground rules,” tuturnya.
Untuk hari berikut, ada materi Peningkatan Layanan Informasi, kemudian Pelibatan Masyarakat/Community Engagement, serta Literasi Data untuk Kemajuan Perpustakaan. Kemudian pada hari keempat bimtek difokuskan pada advokasi dan menyusun rencana kerja Disarpus provinsi dan kabupaten/kota. Ada pula feedback evaluasi sebelum bimtek ditutup dan peserta meninggalkan lokasi kegiatan esok harinya.
“Kita berharap setelah bimtek ini ilmu yang didapat bisa diterapkan di tempat tugas masing-masing untuk mengembangkan perpustakaan daerah yang berbasis inklusi sosial sesuai tuntutan zaman,”tutup Suhaili. (red)
