SANANA,Teluknews.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), mulai fokus melakukan penanganan kasus Stanting dan Gizi Buruk.
Ini dilakukan oleh Dinkes, karena belajar dari kasus Surahman Suamole pasien Hidrosefalus dan Gizi Buruk asal Desa Waiman Kecamatan Sulabesi Tengah, yang saat ini melanjalani perawatan, akibat kasus gizi buruk.
Menurur Kadinkes Kepsul, Suryati Abdullah, peneganan dan pencegahan kasus stanting serta gizi buruk membutuhkan kerja sama serta peran lintas sektor, sehingga hal ini dapat di cegah
“Saya berharap kedepannya kasus seperti ini tidak kembali terjadi kepada masyarakat kita di kepulauan Sula, olehnya itu untuk meneganiya di butuhkan keterlibatan semua sektor,”ungkapnya, ketika dikonfirmasi, Jumat (3/9/2021).
Suryati bilang, dinkes sendiri akan memberikan perhatian serius terhadap kasus stanting dan gizi buruk. Dinkes juga akan terus melakukan edukasi terhadap tenaga medis baik di Puskesmas maupun Polindes Desa, sehingga pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin.
“Kami akan melakukan penguatan kembali kepada tenaga Gizi, tenaga Bidan, dan kader posyandu di seluruh wilayah Puskesmas dalam hal pendataan, pelaporan dan juga peningkatan skillnya. Harapannya kita bisa mengetahui perkembangan terkait degan status gizi, baik sejak ibu hamil sampai degan usia anak itu 5 tahun, sehingga ketika seluruh datanya sudah lengkap, dan kami bisa melakukan pemanntauan perkembangan status Gizi di tiap balita pada wilayah kerja Puskesmas masing-masing,”katanya.
Harapan Suryati, kepala desa juga dapat memberikan perhatian penuh kepada masyarakat, sehingga kasus stanting dan gizi buruk tidak lagi terjadi di tengah-tengah masyarakat
“Pengalokasian anggaran kesehatan di pos Dana Desa itu sekitar 8 persen, sehingga kami berharap kepada seluruh kepala desa menggunakan anggaran itu tepat sasaran,”pungkasnya. (nd)