JAILOLO,Teluknews.com – Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Barat (Halbar), James Uang-Djufri Muhammad (JUJUR), diminta tidak lagi mencampur adukan masalah politik dan pemerintahan.
Pasalnya, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020 sudah selesai setelah Pasangan Bupati dan Wakil Bupati JUJUR dilantik pada Februari lalu, sehingga urusan politik jangan lagi dibawa ke pemerintahan. Urusan politik yang dicampur adukan dengan pemerintahan ini terlihat cukup jelas, karena hampir setiap hari tim sukses Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada lalu memenuhi kantor Bupati Halbar, sehingga sangat mengganggu aktifitas pemerintahan.
“Kantor bupati bukan sekertariat tim pemenang. Kalau tim pemenang selalu memadati kantor bupati maka aktifatas kantor pun terganggu,”cetus Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesi (GMKI) Halbar Foxset Nyong, kepada wartawan di sela sela Aksi ujuk rasa didepan kantor Bupati Halbar, Kamis (1/4/2021).
Foxset menegaskan, sacara institusi GMKI meminta Bupati dan Wakil Bupati segera tertibkan tata kelola pemerintahan. Jangan lagi ada soal tim tim pemenang berkeliaran di kantor bupati. Kehadiran tim pemenang itu bukan hanya mengurus kepentingan banyak orang tetapi hanya mengurusi kepentingan kelompok orang atau kepentingan pribadi.
“Kami tegaskan bupati secepatnya ambil kebijakan agar diperketat tata kelolah pemerintahan agar jangan lagi ada campur tangan dari tim tim pemenang,”ungkapnya.
Lanjut Foxset, kalau ini dibiarkan terus maka tata kelola pemerintahan Jujur sangat amburadul.
“Kalau masi kedapatan tim pemenang memadati kantor bupati maka kami akan datang menyuarakan lagi, dan meminta agar segera mungkin tertibkan tim pemenang,”tegasnga.
Ia juga mengaku secara kelembagaan GMKI merasa tersinggung atas sikap Bupati James Uang pada beberapa hari kemarin saat diminta audiens.
“Kami meras tersinggung ketika itu kami merencanakan audiens dengan pak bupati, dan pada saat itu juga kami disuru tunggu oleh protokoler, dan saat itu pa bupati keluar dari kantornya lalu mengatakan ke kami kalau ada kesibukan lain, jadi pak bupati bilang nanti datang saja dirumah, ah maksut kami bahwa kami datang secara institusi, dan kami tersinggung dengan sikap pak bupati, kami adalah lembaga dari pusat sampai ke kabupaten kami pun merasa di injak injak harga diri GMKI,”pungkasnya. (bur)













