TERNATE, Teluknews – Praktisi Hukum Agus Salim R. Tampilang sarankan masyarakat Kota Ternate belajar “baronda” ke Sekretaris DPRD Kota Ternate, Aldhy Ali.
Menurut Agus, cara penganggaran ala Sekretaris DPRD Kota Ternate yang memanjakan 30 anggota dewan di Kalumata Puncak menarik dipelajari.

“Bila perlu pejabat-pejabat di Ternate ini ka sana (belajar). Saya bilang bagini karena alokasi anggaran perjalanan dinas mereka terlalu besar,” ujar Agus, Rabu 30/7.
Agus mengatakan banyak uang APBD yang habis, namun dampak pembangunan sulit dirasakan. Ia menilai, perjalanan dinas merupakan pemborosan anggaran kasat mata dan masalah klasik yang didaur secara berulang-ulang.
“Alasannya kan cuma itu-itu saja. Ke sini lah, ke situ lah, tapi hasilnya nol besar. Itu sebabnya, menurut saya mereka belajar di sekwan,” ujarnya.
Agus menyebutkan, Rp 13,236 miliar untuk 32 kali “baronda” 30 Anggota DPRD Kota Ternate yang terinput dalam sirup lkpp ini tidak hanya menguras APBD, tetapi bentuk mendiamkan sejulmlah persoalan yang seharusnya diawasi DPRD.
“Belakangan kan muncul “utang siluman” dalam dokumen KUA-PPS. Ini cara lama supaya torang pe anggkta dewan badiam, tara perlu ribut. Ketimpangan pembangunan di tiga kecamatan terluar sangat jelas dan tidak bisa nafikkan. Wakil rakyat harus hadir di Moti, Hiri dan Batang Dua, bukan sanang-sanang deng perjalanan dinas,” sambungnya.
Agus sebelumnya mengkritisi pemborosan anggaran oleh DPRD Kota Ternate. Dia menduga, penganggaran biaya serimoni sebesar Rp 13, 236 miliar itu hanya “akal bulus” Sekretaris Dewan (Sekwan) Kota Ternate.
“Saya curiga ada main mata waktu pembahasan di badan anggaran (banggar). Mungkin saja ada deal-deal kepentingan tertentu,” terangnya. **