MOROTAI,Teluknews.com-Warga Desa Muhajirin, Kecamatan Morotai Selatan (Morsel) tempat dimana Hi. Din Aswan menjadi imam Masjid Desa itu memberikan pilihan terhadap Hi. Din Aswan. Apakah masih ingin menjadi imam Mesjid atau memilih jabatan baru sebagai Ketua Panitia Sidang Sinode.
Pilihan ini diberikan warga, karena Hi. Din Aswan yang juga berkapasitas sebagai Ketua Nahdatul Ulama (NU) Morotai menerima jabatan baru sebagai Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Sidang Sinode (SS) ke XIXX GEMIH Kabupaten Pulau Morotai tahun 2022.
Setelah Hi. Din Aswan ditunjuk sebagai Ketua Panitia Sidang Sinode. Pada Senin malam, telah dilakukan rapat antara Tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan Remaja Mesjid Muhajirin terkait dengan status imam Mesjid Muhajirin yang ditunjuk oleh Bupati Pulau Morotai sebagimana diberitakan Media massa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Remaja Masjid Desa Muhajirin Alminulla Thaib mengatakan, keputusan Hi. Din Aswan menjadi Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan SS ini, telah mendapat penolakan dari masyarakat. Dari rapat tersebut ada beberapa poin yang diputuskan masyarakat.
“Pertama Tokoh agama, tokoh masyarakat dan remaja Mesjid Desa Muhajirin menolak imam Mesjid Muhajirin ditunjuk sebagai ketua panitia senode yang akan di selenggarkan di Kabupaten Pulau Morotai,”katanya, Selasa (10/11).
Kata dia, tokoh agama, tokoh masyarakat dan remaja Mesjid Desa Muhajirin lantas memberikan dua pilihan kepada Hi. Din Aswan.
“Jika yang bersangkutan memilih sebagai tetap ketua panitia sidang senode maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri sebagai imam masjid muhajirin. Kedua jika pak imam masjid memilih mengundurkan diri dari panitia sidang senode maka pak imam tetap di pertahankan sebagai imam Desa Muhajirin,”tegasnya.
Dikatakan, soal rapat tokoh agama dan tokoh masyarakat bakal kembali digelar pada hari Kamis pekan ini. Rapat ini dalam rangka meminta pendapat akhir dari tokoh agama dan tokoh masyarakat Desa Muhajirin jika dalam beberapa hari kedepan yang bersangkutan tidak mengambil sikap menundurkan diri dari Ketua Lanitia Sinode. Maka akan dilakukan pengambilan sikap masyarakat atas status Hi. Din Aswan sebagai imam Mesjid.
Wakil Ketua Pemuda Desa Muhajirin, Asri Jafar juga senada dengan Ketua Remaja Masjid Desa Muhajirin Alminulla Thaib. Asri berujar masyarakat Desa Muhajirin juga menyayangkan sikap Bupati yang menunjuk Hi. Din Aswan sebagai Ketua Panitia rapat SS.
“Berdasarkan pengakuan pak imam bahwa yang bersangkutan telah menyampaikan ke Bupati ketidaksiapannya ditunjuk sebagai ketua panitia rapat sidang sinode dengan alasan yang bersangkutan telah berusia lanjut, sakit-sakitan, tetapi pak Bupati tetap memintanya untuk menjadi ketua panitia,”timpalnya.
“Kami menyangkan sikap Bupati tersebut karena atas desakan Bupati sebagaimana pengakuan pak imam saat ini telah terjadi dishormonis antara jamah masjid dan desa muhajirin. Bupati semestinya menghargai sikap pak imam yang telah disampaikan sebab sikap tersebut patut di duga bupati telah melanggar hak asasi manusia,”imbuhnya.
Sekedar diketahui, pada Senin (09/11). Din Aswan, ketika dikonfirmasi mengungkapkan alasan dirinya menerima jabatan sebagai Ketua Panitia kegiatan SS XIXX GEMIH Pulau Morotai tahun 2020 karena atas permintaan Bupati Benny Laos.
“Sebelumnya saya sempat menolak karena saya tidak layak dan sudah tua, dan saya ini juga bukan hanya ketua NU tapi ada jabatan-jabatan lain yaitu, misalnya dipanggil imam, ustadz dan haji, tetapi pak bupati bilang NU itu moderat dan moderasi maka saya tetap konsisten dengan jabatan itu, sehingga saya menerima permintaan Bupati untuk jadi ketua panitia pelaksana kegiatan SS,”ujarnya.(gk)